Islamic Widget

Wednesday, July 4, 2012

KEPENTINGAN TAWAKAL DALAM HIDUP KITA :)


Tawakal secara bahasa beerti berserah diri, memperayakan diri, atau mewakilkan. Mururut syariah, tawakal bermakna mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu rancangan, bersandar kepada kekuatanNya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, dan berserah diri di bawah perlindunganNya pada waktu menghadapi kesukaran.
Tawakal berkaitan dengan sebuah rencana yang tetap atau kemahuan yang disertai dengan ikhtiar dalam melaksanakan rencana itu. Ikhtiar dilakukan dalam rangka memenuhi aturan atau sunnatulah dengan tetap berkeyakinan bahawa yang menentukan hasilnya adalah Allah. Allah berfirman:

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan keperluannya” (Ath- Thalaq: 3)


Kekeliruan yang sering terjadi dalam mendefinisikan tawakal adalah berdiam diri tanpa ikhtiar sama sekali.


Banyak dalil dalam Al-Qur’an dan hadith yang menjelaskan pentingnya ikhtiar, usaha, dan bekerja. Sikap tawakal seharunya muncul dalam proses ikhtiar, iaitu after put as much effort as u can, and then u will get the result, banyak ataupun sedikit. Dalam sebuah hadith digambarkan:


“telah datang kepada Rasulullah seorang lelaki yang hendak meninggalkan unta yang dikendarainya terlepas begitu saja dipintu masjid, tanpa ditambatkan terlebih dahulu. Dia bertanya: “ Ya Rasulullah! Apakah unta itu saya tambatkan lebih dahulu kemudian saya tawakan, atau saya lepaskan begitu sahaja dan sesudah itu saya tawakal?” Rasulullah menjawab, “ Tambatkan lebih dahulu dan kemudian bertawakallah engkau!”


Tawakal termasuk pekerjaan hati dalam menghadapi sesuatu persoalan atau pekerjaan, dimana manusia merasa bahawa dengan kekuatan sendiri tidak akan sanggup menghadapinya tanpa bersandar kepada kekuatan Allah. Bentuk penyataan dari keyakinan tersebut dipancarkan keluar dengan mengucapkan “ Hasbiyallah wa ni’mal wakiil” (Allah cukup bagiku dan Dia sebaik-baik Penjaga), “La hawla wa laa quwwata illa billaah” (Tiada daya upaya melainkan dengan kekuatan Allah)


Penerapan tawakal pada prinsipnya meliputi segala urusan dan pekerjaan yang baik dan segala urusan dan pekerjaan yang baik dan segala keadaan yang sulit. Bila segalanya dipersiapkan dengan matang, maka selainnya diserahkan kepada ketentuan Allah. Dia yang Maha Bekehendak dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu.


“Apabila engkau telah mempunyai ketetapan hati maka bertawakallah kepada Allah” (Al-Imran:159)
Dalam kegiatan ekonomi dan berusaha mencari rezeki untuk memenuhi keperluan hidup, hendaklah disertai dengan tawakal.(p/s: ayat dibawah dikenali jgak sbg ayat seribu dinar, adalah digalakkan untuk kita mengamalkannya)


“Siapa yang bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar (dari kesulitan), dan akan diberikan rezeki dari jalan yang ia tidak diduga, kerana barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya yang dikehendakiNya”(Ath-Thalaq:2-3).
Sewaktu menghadapi musuh dalam peperangan, setelah mempersiapkan segala kelengkapan perang dan mengatur taktik dan strategi yang jitu, disertai dengan kekuatan mental, dan bertawakal kepada Allah. Disebalik kekuatan alat, otot, dan otak harus dilandasi dengan kekuatan hati. Demikian sikap tawakal yang telah dihayati oleh tentera Islam dalam pelbagai perang, antara lain perang Ahzab.


“dan ketika mukminin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, “Inilah dia yang dijanjikan kepada kita oleh Allah dan RasulNya, dan benar Allah dan RasulNya. Dan tiadalah menambah bagi mereka melainkan iman dan penyerahan diri (kepada Allah)” (Al-Ahzab:22).
Ketika menghadapi bencana dan bahaya yang akan menimpa juga diperlukan tawakal. Pada saat-saat genting, ketika harta dan kawan tidak dapat lagi memberikan pertolongan, maka Allah boleh menolong dan menyelamatkan orang yang bertawakal. Diriwayatkan daripada Ibnu “Abbas bahawaNabi pernah bersabda:


“akhir kalimat yang diucapkan oleh Ibrahim ketika dicampakkan kedalam api adalah : Hasbiyallah wa ni’mal wakiil”.
Ketika hendak tidur pun, dimana kita kehilangan kekuatan dan tidak tahu apa yang akan terjadi sepanjang waktu tidur, maka hendaklah kita bertawakal kepada Allah, mempercayakan diri dalam perlindunanNya, sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah,


“Ya Allah, aku menyerahkan diri kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, dan aku menyerahkan kekuatanku kepadaMu, kerana takut dan cinta kepadaMu. Tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat lari melainkan kepadaMu. Aku percaya kitab yang Engkau turunkan dan nabi yang Engkau utus” (HR Bukhari)
Banyak rahsia hidup yang tidak kita ketahui. Kerananya, kepada Allah sajalah kita berharap kurnia. Kita memang boleh berhitung, tentang apa saja. Juga tentang hidup yang berliku-liku ini. Tetapi, hidup tidak selamanya berjalan dalam hitungan biostatistics yang boleh kita kira P-value untuk melihat significance level sama ada reject null hypothesis atau tak, bukan juga hidup ini semudah kita measure incidence and prevalance seperti dalam epidemiology.
Tetapi, ada ruang lain yang harus kita yakini dalam hidup kita keseluruhannya, iaitu kekuasaan Allah. Itulah ruang yang perlu kita penuhi. Kita semua adalah hamba Allah Yang Maha Kuasa. Kerananya kita perlu pada kekuatan, pertolongan dan dukungan Allah. Tidak ada yang boleh hidup tanpa pertolongan Allah. Allah berfirman,


“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada orang yang dapat mengalahkan kamu. Dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberikan pertolongan), maka siapakah yang dapat menolong kamu (selain dari Allah) sesudah itu? Kerana itu, hendaklah kepada Allah sajalah orang-orang mukmin bertawakal” (Al-Imran:160).

No comments:

Post a Comment